“Alhamdulillah ya Allah.... Engkau memang sebaik-baiknya penolong. Memberikan saat aku butuh, bukan saat aku ingin” Ucapku dalam hati
Disebuah lahan, Ditengah siang-Nya yang seakan menampar-nampar
kulit dengan tamparan sekelompok penari tari saman profesional.... Aku..... memegang target rod.... demi tugas
pengukuran lahan. Hmmmm......
panas.....
panas
gila....
gila panas.....
panas sampe jadi gila....
gila sampe jadi panas...
panas... panas... panas....
Matahari
yang memiliki split-personality kali ini menunjukkan sikap jantannya. Sendiri,
tanpa bersembunyi dibalik tebalnya awan, bagai singa petarung dengan gagah menatap
langsung setiap mahluk hidup yang berada dalam jangkauannya, hingga mereka
tidak kuasa untuk membalas tatapan sang penguasa tata surya. Setiap dari mereka
yang mencoba membalas tatapannya akan tersilaukan dengan karisma sang matahari.
Superior... ya... sangat superior... Ibarat The Great Khali melawan Rey
Mysterio dalam gulat WWE Smack Down, ibarat Manchester United melawan Persija
Jakarta, ibarat Wladimir Klitschko melawan Chris Jhon. Sementara di lain pihak Lemak
tak mau kalah. Dirinya juga ingin unjuk gigi dengan kemampuan khusus yang
dimilikinya demi melindungi Tuannya. Dari yang sebelumnya bersembunyi dibalik
lapisan kulit, memberontak mencoba maju di garis depan untuk mencoba melawan
superioritas sang penguasa tata surya.
Lemak sadar bahwa dirinya tidak akan mampu melawan
superioritas matahari. Namun Ia tidak akan menyerah tanpa sebuah perlawanan. Bak
seorang William Wallace dalam film Braveheart yang mengorbankan nyawanya demi
semangat kemerdekaan, Lemak bertarung pula dengan mengorbankan dirinya. Ia rela
dibakar demi mengeluarkan kemampun khusus yang juga merupakan akhir dari
hidupnya. Pembakaran tersebut menyebabkan Ia berubah menjadi cairan natrium
klorida. Sebuah cairan yang memiliki aroma khas. Aroma yang terkadang
dirindukan oleh orang yang kehilangan. Namun sayang bagi kaum mayoritas aroma
khas tersebut tidak disukai bahkan dibenci, hingga kerap kali coba dilenyapkan
atau coba disamarkan dengan aroma yang lain.
Lemak yang kini
berbah menjadi cairan natrium klorida menyelinap diantara pori-pori kulit mencoba
keluar dari zona nyaman. Kini Ia tepat berada di atas permukaan kulit, pecah
melapisi kulit, mencoba menurunkan suhu tubuh, berhadapan langsung dengan superioritas matahari.
“Hey Matahari! Kau kira aku akan menyerah begitu saja
tanpa perlawanan? Aku akan melawan mu!” teriak Lemak (dalam bentuk cairan
natrium klorida)
“Bah... berani pula Kau melawan kekuatan Ku.... macam
mana pula Kau. Rasakanlah jurus andalanku DOUBLE RADIATION!” balas Matahari
yang rupanya memiliki logat Batak, entah darimana ia mewarisinya
“aaahhhhhhhh...... sepertinya batasku cuma sampai disini.
Tidaaak! ” keluh Lemak.
Suhu
tubuh mulai menanjak, Lemak cemas dia tidak akan sanggup melindungi Tuannya. Ditengah
kondisi Lemak yang sudah menemui batas kekuatannya, ketika keputusasaan mulai
muncul dalam benaknya, tiba-tiba Lemak-Lemak yang lain bermunculan. Ikut mengorbankan
diri melawan superioritas matahari demi melindindungi Tuannya. Suhu tubuh
berangsunr-angsur mulai turun kembali.
“BAH.... Bod*t kali! Kalian ini tak mau menyerah ya. Rasakan
jurus pamungkasku. EXTRA DOUBLE RADIATION!!!” balas Matahari dengan nada kesal
“Uwaaaah......... ehhhhhhh....... tidaaak” keluh
Lemak-Lemak yang kewalahan menghadapi jurus pamungkas Matahari
Suhu tubuh kembali memuncak ditampar oleh jurus “EXTRADOUBLE
RADIATION” milik Matahari. Lemak seakan pasrah dengan batasnya. Mencoba menerima
kenyataan bahwa perjuangannya hanya sampai disini. Menyesal tidak bisa
melindungi tuannya dari superioritas Matahari. Tidak kuasa melihat Tuannya yang
akan tersungkur karna suhu tubuh yang kelewat tinggi.
“Ooh.. maafkan aku Tuan, aku tak bisa melindungimu” kata
Lemak di ujung kekalahannya
...........
“Oia Yu kan di tas gue ada payung, nih pake aja” kata Lusi,
teman sekelompok tugas pengukuran lahan
“NAAAH..... dari tadi ke, gue udah lemes nih kepanasan. Makasih
ya” jawabku dengan antusias.
“Alhamdulillah ya Allah.... Engkau memang sebaik-baiknya
penolong. Memberikan saat aku butuh, bukan saat aku ingin” Ucapku dalam hati.
0 komentar:
Posting Komentar